foto: josch13 - pixabay.com |
CoA - Jika cahaya dipancarkan dalam ruang tertutup di mana semua sisinya terbuat dari cermin yang sempurna (cermin dengan reflektivitas 100%), cahaya tersebut akan mengalami efek pantulan berulang-ulang antara permukaan cermin. Fenomena ini disebut "pantulan dalam" atau "pantulan total dalam" (total internal reflection).
Ketika cahaya memasuki medium yang memiliki indeks bias yang lebih tinggi (seperti dari udara ke kaca atau air), dan sudut datang cahaya itu melebihi sudut kritis, maka cahaya tersebut akan memantul sepenuhnya kembali ke dalam medium asalnya. Sudut kritis adalah sudut terbesar di mana cahaya dapat memantul dan bukannya menembus permukaan.
Jika Anda memiliki ruang tertutup dengan dinding-dinding yang sepenuhnya terbuat dari cermin, cahaya yang dipancarkan di dalam ruangan akan terus memantul di antara dinding-dinding cermin tersebut. Kondisi ini akan menciptakan efek "pantulan dalam" yang menarik, di mana cahaya terjebak dan terus memantul di dalam ruang tersebut tanpa keluar.
Namun, dalam situasi nyata, tidak ada cermin yang benar-benar sempurna, dan ada kehilangan energi yang akan menyebabkan cahaya akhirnya meredup dan diserap oleh materi atau komponen lain dalam ruangan tersebut. Dalam kondisi praktis, cahaya tidak akan terjebak tanpa akhir, tetapi akan merambat dan berkurang intensitasnya seiring waktu karena kehilangan energi akibat pantulan dan serapan oleh dinding dan objek lainnya dalam ruangan.
Efek pantulan dalam ini memiliki banyak aplikasi dalam ilmu optik, seperti serat optik yang digunakan dalam komunikasi data dan endoskopi medis, di mana cahaya dapat dipandu dalam serat dengan memanfaatkan prinsip pantulan dalam untuk mengirimkan informasi atau gambar jarak jauh melalui serat yang sangat fleksibel dan ringan.