Ilustrasi Mansa Musa - foto: bisnismuda.id |
CoA - Mansa Musa, atau Kaisar Musa I dari Mali, adalah salah satu penguasa terkenal di Afrika pada abad ke-14. Dia dikenal karena perjalanannya yang terkenal ke Mekkah, yang membuatnya menjadi salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Afrika.
Mansa Musa naik tahta sebagai penguasa Mali pada sekitar tahun 1312 M setelah kematian saudaranya, Mansa Abu-Bakr II. Mali pada saat itu adalah kerajaan yang kaya karena perdagangan emas dan garam di kawasan Sahara. Mansa Musa menjadi penguasa yang sangat memperkaya kerajaannya melalui eksploitasi tambang emas di wilayahnya.
Salah satu peristiwa paling terkenal dalam sejarah Mansa Musa adalah perjalanannya ke Mekkah pada tahun 1324 M. Kisah perjalanan ini tidak hanya untuk tujuan ibadah Haji tetapi juga terlihat sebagai ekspresi kekayaan dan kemakmuran Mali. Mansa Musa pergi ke Mekah bersamaan dengan karavan besar yang mencakup ribuan orang, termasuk pembawa emas dan hewan ternak.
Perjalanan Mansa Musa ke Mekkah menjadi legendaris karena kekayaan yang dibawanya. Menurut catatan sejarah, Mansa Musa membawa sejumlah besar emas, termasuk 50 hingga 60 ton emas dalam bentuk perhiasan, koin, dan potongan emas murni. Selain itu, dia juga membawa karavan barang-barang mewah seperti gading, rempah-rempah, kuda Arab, dan banyak pengikut.
Selama perjalanan menuju Mekkah, Mansa Musa singgah di berbagai kota dan memberikan sumbangan besar-besaran. Salah satu kota yang menerima pemberian sumbangan terbesar adalah Timbuktu, yang merupakan salah satu pusat intelektual dan kebudayaan di dunia Islam pada saat itu.
Mansa Musa membangun banyak Masjid dan sekolah di Timbuktu, meningkatkan status kota tersebut sebagai pusat pembelajaran Islam yang penting. Selain itu, dia memberikan sejumlah besar emas kepada penduduk setempat dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Ketika Mansa Musa dan rombongannya tiba di Kairo, ibu kota Mesir, dia melanjutkan tradisi memberikan sumbangan. Menurut catatan sejarah, pemberian emasnya sangat besar sehingga menyebabkan inflasi sementara di kota tersebut. Harga barang dan layanan melonjak karena jumlah emas yang dikeluarkan Mansa Musa jauh melebihi kapasitas pasar setempat.
Selama perjalanannya, Mansa Musa juga memberikan sumbangan di kota-kota lain yang dilaluinya, seperti Alexandria dan Kordoba. Sumbangannya tidak hanya berupa emas tetapi juga melibatkan barang-barang mewah lainnya, seperti gading dan rempah-rempah.
Pemberian besar-besaran Mansa Musa memiliki dampak ekonomi yang signifikan di wilayah-wilayah yang dikunjunginya. Meskipun sumbangan ini menunjukkan kemurahan hati dan kekayaan Mali, dampak inflasi sementara di beberapa kota juga menunjukkan betapa besar dan luar biasa kekayaan Mansa Musa dan kerajaan Mali pada umumnya.
Mansa Musa meninggal pada sekitar tahun 1337 M. Meskipun tidak ada catatan yang jelas tentang pewaris langsungnya, putra atau keponakannya kemungkinan menjadi penguasa berikutnya.