Apakah Ilmiah Mesti Bersifat Indrawi?



CoA - Apakah ilmiah mesti bersifat indrawi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita perhatikan dulu sejenak definisi dari ilmiah.

Istilah 'ilmiah' berasal dari kata dasar "ilmu," yang merujuk pada pengetahuan yang diperoleh melalui proses pembelajaran, pengamatan, dan penelitian sistematis. Secara umum, istilah ilmiah digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau didasarkan pada metode ilmiah. Namun, pemahaman mengenai istilah ini lebih mendalam dari sekadar definisi singkat tersebut.

Secara sederhana, ilmiah adalah sesuatu yang sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, sesuatu yang dikategorikan sebagai ilmiah harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh metode ilmiah, seperti observasi, eksperimen, analisis, dan kesimpulan yang rasional.

Dari definisi di atas kita bisa melihat bahwa tidak ada syarat ilmiah itu mesti sesuatu yang indrawi.

Hal yang sebenarnya adalah Ilmiah tidak hanya terbatas pada yang bersifat indrawi, meskipun banyak penelitian ilmiah dimulai dari observasi indrawi (hal-hal yang dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, atau dirasakan). Konsep ilmiah mencakup lebih dari sekadar apa yang dapat diamati secara langsung oleh panca indra, karena ilmu pengetahuan juga mempelajari fenomena yang tidak bisa langsung diamati, seperti fenomena di dunia subatomik, konsep teoretis, hingga fenomena yang bersifat abstrak.

Banyak ilmu pengetahuan mempelajari fenomena yang tidak dapat diamati langsung oleh panca indra. Contohnya adalah partikel subatomik seperti elektron, proton, dan neutron yang tidak bisa dilihat atau dirasakan secara langsung, tetapi keberadaannya dibuktikan melalui eksperimen yang sangat cermat dan alat-alat ilmiah seperti mikroskop elektron dan detektor partikel.

Beberapa teori ilmiah mengembangkan model-model yang tidak dapat diindrai secara langsung tetapi dapat menjelaskan berbagai fenomena. Misalnya, teori relativitas oleh Einstein atau teori kuantum di bidang fisika. Meskipun konsep-konsep seperti ruang-waktu yang melengkung atau superposisi kuantum tidak dapat dialami secara langsung oleh panca indra, mereka didasarkan pada bukti eksperimental yang mendukung kebenarannya secara ilmiah.

Dalam ilmu sosial, banyak konsep yang bersifat non-indrawi seperti motivasi, kepercayaan, atau perilaku manusia yang dianalisis dan dipelajari secara ilmiah. Ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk mengukur dan menguji teori-teori yang berkaitan dengan perilaku sosial, ekonomi, atau psikologis, meskipun aspek-aspek ini tidak selalu bisa diamati secara langsung dengan panca indra.

Matematika sering menjadi dasar penting dalam sains. Konsep-konsep matematis seperti geometri, kalkulus, dan statistik tidak bersifat indrawi, tetapi mereka digunakan untuk menjelaskan fenomena alam dengan sangat akurat. Misalnya, hukum Newton tentang gravitasi atau persamaan Schrödinger dalam mekanika kuantum tidak dapat "dilihat," tetapi mereka memberikan penjelasan yang sangat tepat tentang bagaimana alam semesta bekerja.

Selanjutnya apakah yang ilmiah itu sudah pasti benar?

Hasil dari metode ilmiah tidak bisa dianggap pasti benar secara mutlak. Meskipun metode ilmiah dirancang untuk menghasilkan pengetahuan yang akurat dan andal, hasilnya bersifat sementara dan terbuka untuk revisi.

Post a Comment

Previous Post Next Post