CoA - Tes DNA dapat memberikan wawasan tentang leluhur seseorang, namun memiliki keterbatasan dalam melacak leluhur secara spesifik hingga periode 1000 tahun yang lalu.
Tes DNA dapat digunakan untuk melacak leluhur seseorang dengan beberapa metode berbeda, yang menawarkan informasi tentang asal-usul genetik, hubungan kekerabatan, dan migrasi nenek moyang. Namun, kemampuan tes DNA untuk melacak leluhur sangat bergantung pada jenis tes yang digunakan:
1. Tes DNA Autosomal
Tes ini memeriksa DNA dari kedua orang tua dan memberikan gambaran tentang asal-usul seseorang dalam beberapa generasi terakhir (umumnya hingga 5-7 generasi atau sekitar 150-200 tahun ke belakang). Tes ini berguna untuk menentukan proporsi asal-usul etnis, tetapi tidak dapat memberikan informasi yang spesifik tentang individu leluhur yang hidup ribuan tahun lalu.
2. Tes DNA Y-Kromosom (untuk pria)
Tes ini memeriksa garis keturunan ayah (paternal lineage) yang diwariskan dari ayah ke anak laki-laki melalui kromosom Y. Karena Y-Kromosom berubah sangat lambat dari generasi ke generasi, tes ini dapat melacak asal-usul paternal hingga beberapa ribu tahun yang lalu, namun hasilnya lebih umum dan hanya mengindikasikan kelompok atau haplogroup leluhur yang terkait dengan nenek moyang pria, bukan individu spesifik.
3. Tes DNA Mitokondria (untuk pria dan wanita)
Tes ini memeriksa DNA mitokondria yang diwariskan dari ibu ke anak. Sama seperti tes DNA Y-Kromosom, tes ini dapat melacak asal-usul maternal (garis keturunan ibu) hingga ribuan tahun lalu, tetapi hanya memberikan informasi umum tentang kelompok leluhur (haplogroup) yang dapat membantu menunjukkan di mana leluhur berasal.
4. Haplogroup
Tes DNA juga dapat mengidentifikasi haplogroup, yaitu kelompok genetik yang dimiliki oleh nenek moyang kuno. Ini bisa memberikan informasi tentang migrasi leluhur pada ribuan tahun yang lalu, namun haplogroup ini biasanya sangat umum dan hanya memberikan petunjuk tentang kelompok etnis atau migrasi manusia, bukan individu tertentu.
Tes DNA dapat menunjukkan gambaran umum tentang asal-usul geografis nenek moyang dan afiliasi genetik dengan kelompok etnis atau populasi kuno. Namun, tes ini tidak dapat memberikan informasi spesifik tentang individu yang hidup 1000 tahun lalu. DNA yang diwariskan berubah dari generasi ke generasi, dan penggabungan genetik dari banyak leluhur menyebabkan informasi genetik menjadi semakin umum dan tidak terfokus pada satu individu.
Seiring berjalannya waktu, sebagian besar DNA leluhur akan tercampur dan hilang dari keturunan saat ini, terutama pada DNA autosomal. Dalam 1000 tahun (sekitar 30-40 generasi), gen yang diwariskan dari leluhur akan terurai ke dalam populasi yang lebih luas, membuat identifikasi individu atau keluarga spesifik menjadi hampir tidak mungkin.
Tes DNA dapat mengidentifikasi hubungan antar-keluarga dalam beberapa generasi terakhir (5-7 generasi), namun untuk waktu lebih lama (seperti 1000 tahun), hasilnya lebih bersifat kelompok atau populasi, bukan individu. Artinya, tes DNA hanya dapat memberi informasi tentang kelompok nenek moyang umum yang ada di wilayah tertentu pada waktu tertentu, tetapi tidak dapat mengidentifikasi seseorang secara khusus.