Ilmiah kah Ilmu Nasab?



CoA - Beberapa hari ini ramai perdebatan dengan nasab dan ilmu nasab. Bahkan muncul pendapat yang mengatakan bahwa ilmu nasab itu tidak ilmiah. Alasan yang dikemukakan yaitu karena ilmu nasab tidak bisa diteliti secara indrawi.

Jadi adakah ilmu nasab itu ilmiah atau tidak ilmiah?

Untuk menjawab hal ini, mari kita ulas dulu satu persatu.

Pertama bagaimana sebenarnya yang dikatakan ilmiah. 

Secara umum, istilah ilmiah digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau didasarkan pada metode ilmiah.

Ilmiah adalah sesuatu yang sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, sesuatu yang dikategorikan sebagai ilmiah harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh metode ilmiah, seperti observasi, eksperimen, analisis, dan kesimpulan yang rasional. Metode ilmiah melibatkan serangkaian langkah sistematis untuk mendapatkan pengetahuan baru atau memverifikasi pengetahuan yang sudah ada.

Dari sini jelas ya, untuk disebut ilmiah suatu pengetahuan itu tidak harus berhubungan dengan indrawi. Jika suatu pengetahuan itu diperoleh menggunakan langkah2 yang sistematis, ada penelitiannya, ada analisisnya, maka ilmu pengetahuan tersebut dapat dikatakan ilmiah.

Lalu, apa itu ilmu nasab?

Ilmu nasab adalah cabang ilmu yang mempelajari asal-usul keturunan atau silsilah seseorang, terutama dalam konteks hubungan keluarga, kekerabatan, dan asal-usul suatu suku atau bangsa.

Dapatkah ilmu nasab dikatakan sebagai ilmu yang ilmiah?

Ilmu nasab tentu bisa dianggap ilmiah dalam konteks tradisional, terutama jika dilihat dari metode yang digunakan dalam mencatat dan memverifikasi silsilah keluarga. Namun, jika dilihat dari sudut pandang ilmiah modern, ilmu nasab memiliki beberapa keterbatasan yang membuatnya berbeda dari disiplin ilmu yang lain.

Mengapa ilmu nasab dapat dikatakan ilmiah?

1. Ilmu nasab menggunakan metode yang sangat sistematis dalam pencatatan silsilah keluarga. Nama-nama leluhur, keturunan, dan hubungan kekerabatan dicatat dengan teliti dan sering kali didukung oleh dokumen-dokumen, catatan lisan, atau kitab nasab.

2. Para ahli nasab sering kali merujuk pada kitab-kitab yang menyusun nasab dari keluarga-keluarga terkemuka, seperti yang disebutkan dalam kitab-kitab seperti Kitab al-Ansab atau karya-karya Ibnu Abdil Barr. Kitab-kitab ini dianggap memiliki otoritas dalam hal nasab dan menjadi rujukan penting bagi generasi berikutnya.

3. Sebagian besar masyarakat tradisional menggunakan tradisi lisan untuk menjaga keaslian nasab. Wawancara dengan anggota keluarga atau orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan mendalam tentang silsilah menjadi salah satu metode verifikasi yang penting.

4. Pada masyarakat yang lebih kecil, di mana hubungan kekerabatan lebih jelas dan tercatat dengan baik, ilmu nasab dapat dianggap cukup akurat dalam melacak keturunan seseorang. Kehidupan dalam komunitas yang terikat erat membuat informasi mengenai keluarga dan leluhur lebih mudah diakses dan diverifikasi.

Kelemahan ilmu nasab dalam konteks sains modern yaitu Ilmu nasab banyak bergantung pada catatan lisan dan dokumen tertulis yang bisa saja memiliki kelemahan atau tidak lengkap. Hal ini membuat ilmu nasab sering kali tidak memiliki bukti empiris.

Meskipun begitu, untuk mengetahui leluhur seseorang selama ribuan tahun secara spesifik sampai ketingkat individu, sains modern justru belum mampu melakukannya. 

Tes DNA sebagai salah instrumen sains modern dalam menganalisa garis keturunan manusia, hanya mampu menganalisa sampai batas kelompok masyarakat. Namun tidak dapat mengetahui leluhur seseorang secara spesifik selama ribuan tahun.

Jadi dalam hal nasab, ilmu nasab (traditional) dengan metodenya justru lebih dapat diandalkan untuk mengetahui leluhur spesifik seseorang selama ribuan tahun.


Credit: Andre Lagan

Post a Comment

Previous Post Next Post